Selasa, 27 Oktober 2009

Ciri Kalimat Efektif

Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Kesepadanan dan kesatuan

Kespadanan dan kesatuan ini ditandai dengan (a) struktur yang baik, (b) kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat, (c) adanya gagasan pokok, (d) penggabungan dengan “yang”, “dan”, (e) penggabungan yang menyatakan “sebab” dan “waktu”, dan (f) penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan hubungan tujuan.
2. Kesejajaran bentuk

Yang dimaksud dengan kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Jika sebuah gagasan (ide) dalam suatu kalimat dinyatakan dengan frase, maka gagasan-gagasan lain yang sederajat harus dengan frase. Jika gagasan dinyatakan dengan kata benda (misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka gagasan lain yang sederajat harus dengan kata benda juga. Demikian juga halnya bila sebuah gagasan suatu kalimat dinyatakan dengan kata kerja (misalnya bentuk me-kan, di-kan) maka gagasan lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama. Kesejajaran akan membantu memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.

3. Penekanan

Penekanan dalam kalimat didasarkan pada inti pikiran. Seorang pembicara biasanya akan memberi penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat ucapan, meninggikan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat.

4. Kehematan dalam mempergunakan kata

Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase, atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut gramatikalisasi dan makna kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang menambah kejelasan makna kalimat bleh dihilangkan.

5. Kevariasian dalam struktur kalimat

Seseorang akan dapat menulis dengan baik bila dia juga seorang pembaca yang baik. Akan tetapi pembaca yang baik tidak berarti dia juga penulis yang baik. Seorang penulis harus menyadari bahwa tulisan yang dibuatnya akan dibaca orang lain. Membaca bertujuan agar pembaca mendapat Sesutu dari bacaannya. Ini berarti bahwa pembaca harus memahami apa yang dimaksud memberi sesuatu pengetahuan atau pengalaman kepada pembaca juga tidak ingin membuat pembaca menjadi letih membaca. Oleh sebab itu, seorang penulis harus berusaha menghindari pembaca dari keletihan yang pad akhirnya akan menimbulkan kebosanan. Penulis harus berusaha agar membaca menjadi pekerjaan yang menyenangkan.

Sebuah bacaan atau tulisan yang baik merupakan sesuatu komposisi yang dapat memikat pembacanya untuk terus membaca sampai selesai. Hal ini memerlukan pengetahuan tentang teknik menulis. Menulis memerlukan ketekunan, latihan, dan pengalaman.

Kevariasian kalimat dapat ditunjukkan oleh hal-hal sebagai berikut:

a. Subjek pada awal kalimat

(36) Keirin adalah sejenis olah raga balap sepeda yang paling digemari di Negara Matahari Terbit.

(37) Para peminat harus bekerja keras di sekolah balap sepeda itu.

(38) Semua pemuda di ruang latihan itu ingin menjadi keirin yang professional.

b. Predikat pada awal kalimat

Kalimat yang dimulai dengan subjek merupakan hal yang umum. Susunan kalimat smacam ini ada yang menyebutnya dengan kalimat susun biasa, sebuah kalimat dapat juga dimulai dengan predikat. Kalimat semacam ini disebut kalimat invers (susun balik).

Kalimat inversi kadang-kadang perlu dibuat dalam rangka variasi menyusun sebuah paragraf. Perhatikan paragraf berikut ini!

Seorang anak berumur 7 tahun duduk berhadapan dengan seseorang. Ternyata ia sedang berlatih berbicara. Ditirukannya dengan sungguh-sungguh ucapan orang itu. Mulutnya kelihatan bergerak-gerak. Namun tidak terdengar suara dari bibirnya. Dengan sabar pelatih mengulang kembali ucapan-ucapannya. Si anak tetap berusaha tetapi gagal lagi. Lelah sekali ia tampaknya. Latihan pun segera dihentikan.

c. Frase pada awal, tengah, atau akhir kalimat

(39) Secara tidak langsung, kesehatan para pekerja akan mempengaruhi produktivitas perusahaan. (frase di awal kalimat).

(40) Manusia, sampai batas-batas tertentu masih sanggup mengatasi rintangan-rintangan seperti cuaca yang dingin, air bah, atau pun gempa bumi.

ALAT TES

ALAT TES
Pengertian
Alat penilaian merupakan seperangkat yang digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.
Alat tes yang baik harus memenuhi 4 kriteria, yakni kelayakan (approprianteness), kesahihan (validity), keterpercayaan (reliability), dan ketertafsiran (interpretability).

Kriteria Kelayakan
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
2. Kesesuaian dengan bahan ajar.

Kriteria Kesahihan Alat Tes
1. Kesahihan isi (:alat tes mempunyai kesejajaran dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran yang diajarkan).
2. Kesahihan konstruk (:alat tes sesuai dengan konsep ilmu yang diteskan).
3. Kesahihan ukuran (:alat tes yang benar-benar mampu mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan.
4. Kesahihan sejalan (:alat tes yang digunakan dapat mengukur bidang lain yang memiliki kesamaan karakteristik.
5. Kesahihan ramalan (:alat tes yang dapat meramalkan prestasi yang akan dicapai kemudian).

Kriteria Keterpercayaan
1. Teknik Tes Ulang Uji
2. Teknik belah dua
3. Rumus Kuder-Richardson
4. Koefisiensi Reliabilitas Alpha
5. Teknik bentuk paralel
6. Keterpercayaan tes bentuk esei

Kriteria Kepraktisan
1. Keekonomisan
2. Pelakasanaan
3. Penskoran
4. Penafsiran

TUGAS PERKULIAHAN PKn

Pengganti perkuliahan Bahasa Indonesia untuk mahasiswa PKn kelas I-C
Resume materi "Paragraf dan Pola Pengembangannya".
Dikumpulkan melalui email ke alamat triyatno78@yahoo.co.id
Batas akhir pengumpulan Selasa, 3 November 2009, pukul 09.29.

Senin, 26 Oktober 2009

INFO MID PKn

Materi mid semester:
1. Sejarah bahasa
2. Hakikat, fungsi, kedudukan bahasa
3. Ragam bahasa
4. EYD
5. Kalimat efektif
6. Paragraf

Rabu, 07 Oktober 2009

KUTIPAN LANGSUNG

Kutipan langsung adalah pernyataan yang ditulis dalam susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun.
Kutipan langsung kadang-kadang memang diperlukan dengan tujuan untuk mempertahankan keaslian pernyataan itu. Seseorang mungkin membuat pernyataan yang otentik, yang bila disalin ke dalam bentuk pernyataan yang lain akan kehilangan keotentikannya. Kutipan langsung tidak dapat menghindari hal-hal sebagai berikut:
mengutip rumus-rumus
mengutip peraturan-peraturan hukum, undang-undang, anggaran dasar, dan sebagainya,
mengutip peribahasa, sanjak, dialog drama,
mengutip beberapa landasan pikirna yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah pasti,
mengutip pendapat ilmiah, dan
mengutip ayat-ayat kitab suci.
Kutipan langsung dapat dibagi menjadi dua, yaitu kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang.
a. Kutipan langsung panjang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) kutipan tidak lebih dari empat baris,
(2) kutipan diintegrasikan langsung dengan teks,
(3) jarak antar baris dengan baris standar,
(4) kutipan diapit oleh tanda kutip,
(5) sesudah kutipan diberi data publikasi, meliputi nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan.
Contoh:
… “Kalimat efektif dapat dikenal karena ciri-cirinya yang berikut: keutuhan, pertautan, pemusatan perhatian, dan keringkasan” (Moeliono, 1997: 98).

Anton Moelion menyatakan bahwa “Kalimat efektif dapat dikenal karena ciri-cirinya yang berikut: keutuhan, pertautan, pemusatan perhatian, dan keringkasan” (1997: 98).

b. Kutipan langsung panjang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
(1) Kutipan lebih dari empat baris,
(2) Kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2 spasi,
(3) Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi,
(4) Kutipan boleh atau tidak diapit oleh tanda kutip,
(5) Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan,
(6) Sesudah kutipan diberi data publikasi, meliputi nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan.

Contoh:
………………………………….
“Dramatik timbul oleh pertentangan (konflik); pertentangan dengan Alam atau Tuhan, dengan diri sndiri, dengan manusia sesame, dengan lingkungan. Pertentangan menimbulkan lakon, menimbulkan alur (plot) atau intrigue.
Akan tetapi pertentangan sendiri dimungkinkan oleh apa? Apa sumber pertentangan?
Syahdan sumber pertentangan tiadalah lain selain jiwa manusia. Jiwa manusia sebagai benda logam yang berat bermuatan listrik. Bila bertemu dengan benda lain yang berlistrik maka timbullah dramatic: ‘Sebelum kutarik handle ini dan electron berloncatan dari kutub ke kutub ungu gelora panas-bangis…’Jadi, dasar dramatic yang paling dalam adalah kejiwaan manusia, ;benda bermuatan listrik’, yang voltasenya lebih dari seribu.” (Ali, 1967: 164).

KUTIPAN

Penulisan karya ilimiah selain harus memperhatikan kaidah tata bahasa dan ejaan juga harus memperhatikan kode etik dalam peminjaman pendapat terhadap tulisan orang lain. Peminjaman pendapat ini sering dikenal dengan istilah kutipan.
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seorang atau pengarang baik terdapat dalam buku maupun media-media yang lain.
Mengutip bukanlah merupakan hal yang aib. Tidak jarang pendapat, konsep, atau hasil penelitian dikutip kembali untuk dibahas, ditelaah, dikritik, dipertentangkan, atau diperkuat. Dengan kutipan sebuah penelitian akan terkait dengan penemuan-penemuan atau teori-teori yang telah ada. Namun demikian, seorang penulis sebaiknya hanya mengutip jika memang perlu. Janganlah sebuah tulisan didominasi oleh kutipan. Di samping itu penulis harus bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan, terutama kutipan tidak langsung.
Kutipan dilakukan karena dapat berfungsi sebagai:
1. landasan teori
2. sebagai penjelasan penguat pendapat yang dikemukakan penulis.

Jenis Kutipan
1. Kutipan langsung
2. Kutipan tidak langsung

PERSYARATAN PARAGRAF

Paragraf yang efektif harus memenuhi tiga syarat, yaitu (1) adanya kesatuan, (2) adanya kepaduan, dan (3) adanya kelengkapan.

KEGUNAAN PARAGRAF

Kegunaan paragraf yang utama adalah untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya (yang baru). Perhatikan contoh berikut.
Dalam pertarungan matador yang resmi, biasanya ada 6 ekor banteng yang dibunuh oleh tiga orang laki-laki. Setiap laki-laki, membunuh dua ekor banteng. Banteng itu harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu berumur 4-5 tahun, tidak cacat, dan telah mempunyai tanduk yang runcing dan bagus. Banteng-banteng ini telah diperiksa oleh dokter hewan setempat sebelum bertanding. Dokter hewan berhak menolak banteng yang tidak memenuhi syarat, misalnya, masih di bawah umur, tanduknya masih lemah, ada kelainan di mata, tanduk atau penyakit yang nyata kelihatan.
Laki-laki yang bertugas membunuh disebut matador. Pilihan banteng yang akan mereka bunuh tergantung dari hasil undian. Setiap matador mempunyai tiga candrilla yang terdiri dari 5 sampai 6 orang yang dibayar dan diperintah oleh matador. Tiga dan lima orang tersebut menolongnya di lapangan, dengan memakai mantel tanpa lengan dan atas perintahnya menempatkan banderillas yaitu kayu yang panjangnya 3 kaki dengan ujung yang tajam yang berbentuk garpu yang disebut peones atau banderilleros. Yang dua lagi dinamakan picadors, mereka muncul dengan menunggang kuda di arena.

Wacana di atas, paragraf pertama bercerita tentang banteng, sedangkan paragraf kedua tentang laki-laki yang bertugas membunuh dan bertarung dengan banteng-banteng itu. Namun, kedua paragraf itu saling berhubungan.
Kegunaan lain dari paragraf ialah untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk merinci sesuatu yang sudah diuatarakan dalam paragraf sebelumnya. Perhatikan contoh berikut.
Tanda-tanda lalulintas rupanya sudah dijadikan simbol (lambang) yang berlaku di mana-mana dan mudah dipahami. Setiap pengendara atau masyarakat sebagian besar mengetahui arti dan fungsinya. Sekarang timbul pertanyaan, apakah sebetulnya simbol itu? Dengan singkat dapat dikatakan simbol ialah sesuatu yang mengandung arti lebih dari yang terdapat dalam fakta. Di sekelilikng kita banyak simbol-simbol yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.Simbol yang pemakaiannya begitu umum terdapat juga dalam puisi. Bahkan dalam puisi pemakaian simbol cukup dominant. Justru di sinilah letak unsur seninya karena simbol itu menyarankan kepada suatu arti tertentu. Pemakaian simbol itu erat sekali hubungannya dengan tujuan penyair untuk menyarankan sesuatu secara tepat yang berkaitan erat dengan pengimajian.

STRUKTUR PARAGRAF

A. Struktur Alenia
Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik dan (2) kalimat penjelas. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau gagasan utama. Adapun kalimat penjelas adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Ciri-ciri kalimat utama dan kalimat penjelas adalah sebagai berikut.
1. Ciri-ciri kalimat utama
a. mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut;
b. merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
c. mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
d. dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
2. Ciri-ciri kalimat penjelas
merupakan kalimat yang tidak berdiri sendiri (dari segi arti);
arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf;
pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi;isinya berupa rincian, keterangan, contoh, data tambahan yang bersifat mendukung kalimat utama.

PENULISAN PARAGRAF

A. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf yang baik sebaiknya terdiri atas pikiran utama dan pikiran penjelas. Pikiran utama tertuang dalam kalimat utama. Kalimat-kalimat yang memperjelas sebuah kalimat utama di dalamnya tentu termuat gagasan penjelas.
Gagasan utama dan gagasan penjelas merupakan satu dasar untuk membuat paragraf yang baik. Untuk lebih memperjelas, perhatikan contoh paragraf berikut ini!
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa disederhanakan menjadi dua macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk, seperti sisa makanan dan daun-daunan yang umumnya basah. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau bahkan tidak bisa membusuk, misalnya plastik, logam, kain, dan karet.

Kalimat Efektif

KALIMAT EFEKTIF

A. Pengertian
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi unsur gramatikal.

B. Syarat Kalimat Efektif
Syarat-syarat kalimat dapat dikatakan kalimat efektif, antara lain:
1. Unsur-unsur penting harus dimiliki oleh setiap kalimat (: unsur sebuah kalimat meliputi Subjek, Predikat, Objek, Keterangan, dan Pelengkap),
2. Memperhatikan aturan-aturan yang meliputi ejaan, pilihan kata (diksi).

Sabtu, 03 Oktober 2009

Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, peneliti panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.
Penelitian yang berjudul Peningkatan Kompetensi Menulis Pengalaman Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Melalui Pola Latihan Berjenjang bertujuan untuk membantu guru dalam merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran menulis yang kreatif, bervariasi, dan bermakna; meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan inovasi dalam pembelajaran menulis pada khususnya, dan pembelajaran Bahasa dan Satra Indonesia pada umumnya; membantu siswa untuk meningkatkan kompetensi menulis pengalaman; serta membantu siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menuliskan pengalamannya.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mendapat bantuan yang berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
Dirjen Dikti Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi yang telah membiayai penelitian ini,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat UMS yang telah memfasilitasi usulan dan pelaksanaan penelitian ini,
Kepala SMP N 2 Gatak, Sukoharjo yang telah memberikan izin dan kerjasamanya dalam pelaksanaan penelitian,
Kepala MTs PPMI Assalaam Surakarta yang telah memberikan rekomendasi kepada guru mitra (guru 2) untuk melaksanakan penelitian ini,
Segenap karyawan SMP N 2 Gatak yang telah membantu peneliti dalam mendapatkan data-data tentang kondisi sekolah,
Para siswa kelas VII A SMP N 2 Gatak yang dengan semangat menyambut kedatangan kami dan melaksanakan PBM dengan baik; dan
Segenap pihak yang telah memberikan bantuan terhadap pelaksanaan penelitian ini.
Akhirnya, peneliti hanya bisa berharap semoga hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh segenap masyarakat yang memerlukannya.

Surakarta, 10 November 2006

Contoh Sistematika Kartul

Contoh Sistematika Kartul

Sistematika PenulisanPenulisan karya tulis ini akan disusun dalam 3 bab. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan karya tulis, manfaat karya tulis, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, berisi kajian teori yang mendukung dalam karya tulis. Bab III Pembahasan berisi uraian yang didasarkan pada tujuan karya tulis. Bab V Penutup, berisi simpulan dan saran.